Minggu, 28 Oktober 2012

KERAJAAN MATARAM KUNO

KERAJAAN MEDANG ( KERAJAAN MATARAM KUNO )
Kerajaan Medang (atau sering juga disebut Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu) adalah nama sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10. Para raja kerajaan ini banyak meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta membangun banyak candi baik yang bercorak Hindu maupunBuddha. Kerajaan Medang akhirnya runtuh pada awal abad ke-11.

NAMA

Pada umumnya, istilah Kerajaan Medang hanya lazim dipakai untuk menyebut periode Jawa Timur saja, padahal berdasarkan prasasti-prasasti yang telah ditemukan, nama Medang sudah dikenal sejak periode sebelumnya, yaitu periode Jawa Tengah.

Sementara itu, nama yang lazim dipakai untuk menyebut Kerajaan Medang periode Jawa Tengah adalah Kerajaan Mataram, yaitu merujuk kepada salah daerah ibu kota kerajaan ini. Kadang untuk membedakannya dengan Kerajaan Mataram Islam yang berdiri pada abad ke-16, Kerajaan Medang periode Jawa Tengah biasa pula disebut dengan nama Kerajaan Mataram Kuno atauKerajaan Mataram Hindu.
PUSAT KERAJAAN MATARAM KUNO

Pada umumnya para sejarawan menyebut ada tiga dinasti yang pernah berkuasa di Kerajaan Medang, yaitu Wangsa Sanjaya danWangsa Sailendra pada periode Jawa Tengah, serta Wangsa Isyana pada periode Jawa Timur.

Istilah Wangsa Sanjaya merujuk pada nama raja pertama Medang, yaitu Sanjaya. Dinasti ini menganut agama Hindu aliran Siwa. Menurut teori van Naerssen, pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran (pengganti Sanjaya sekitar tahun 770-an), kekuasaan atas Medang direbut oleh Wangsa Sailendra yang beragamaBuddha Mahayana.

Mulai saat itu Wangsa Sailendra berkuasa di Pulau Jawa, bahkan berhasil pula menguasai Kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatra. Sampai akhirnya, sekitar tahun 840-an, seorang keturunan Sanjaya bernama Rakai Pikatan berhasil menikahiPramodawardhani putri mahkota Wangsa Sailendra. Berkat perkawinan itu ia bisa menjadi raja Medang, dan memindahkan istananya ke Mamrati. Peristiwa tersebut dianggap sebagai awal kebangkitan kembali Wangsa Sanjaya.

Menurut teori Bosch, nama raja-raja Medang dalam Prasasti Mantyasih dianggap sebagai anggota Wangsa Sanjaya secara keseluruhan. Sementara itu Slamet Muljana berpendapat bahwa daftar tersebut adalah daftar raja-raja yang pernah berkuasa di Medang, dan bukan daftar silsilah keturunan Sanjaya.
Contoh yang diajukan Slamet Muljana adalah Rakai Panangkaran yang diyakininya bukan putra Sanjaya. Alasannya ialah, prasasti Kalasan tahun 778 memuji Rakai Panangkaran sebagai “permata wangsa Sailendra” (Sailendrawangsatilaka). Dengan demikian pendapat ini menolak teori van Naerssen tentang kekalahan Rakai Panangkaran oleh seorang raja Sailendra.

Menurut teori Slamet Muljana, raja-raja Medang versi Prasasti Mantyasih mulai dari Rakai Panangkaran sampai dengan Rakai Garung adalah anggota Wangsa Sailendra. Sedangkan kebangkitan Wangsa Sanjaya baru dimulai sejak Rakai Pikatan naik takhta menggantikan Rakai Garung.

Istilah Rakai pada zaman Medang identik dengan Bhre pada zamanMajapahit, yang bermakna “penguasa di”. Jadi, gelar Rakai Panangkaran sama artinya dengan “Penguasa di Panangkaran”. Nama aslinya ditemukan dalam prasasti Kalasan, yaitu Dyah Pancapana.

Slamet Muljana kemudian mengidentifikasi Rakai Panunggalansampai Rakai Garung dengan nama-nama raja Wangsa Sailendra yang telah diketahui, misalnya Dharanindra ataupunSamaratungga. yang selama ini cenderung dianggap bukan bagian dari daftar para raja versi Prasasti Mantyasih.

Sementara itu, dinasti ketiga yang berkuasa di Medang adalahWangsa Isana yang baru muncul pada ‘’periode Jawa Timur’’. Dinasti ini didirikan oleh Mpu Sindok yang membangun istana baru di Tamwlang sekitar tahun 929. Dalam prasasti-prasastinya, Mpu Sindok menyebut dengan tegas bahwa kerajaannya adalah kelanjutan dari Kadatwan Rahyangta i Medang i Bhumi Mataram.

DAFTAR KERAJAAN MATARAM KUNO

  1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Kuno
  2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Sailendra
  3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra
  4. Rakai Warak alias Samaragrawira
  5. Rakai Garung alias Samaratungga
  6. Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya
  7. Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
  8. Rakai Watuhumalang
  9. Rakai Watukura Dyah Balitung
  10. Mpu Daksa
  11. Rakai Layang Dyah Tulodong
  12. Rakai Sumba Dyah Wawa
  13. Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur
  14. Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya
  15. Makuthawangsawardhana
  16. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kuno berakhir

SEJARAH CANDI DIENG



Candi Dieng saat ini berjumlah delapan Buah, Namun diperkirakan masih ada Candi-candi lain yang masih terkubur atau telah menjadi puing-puing seperti terlihat berserakan disekitar Kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng. 

Sebagaimana pada umumnya candi-candi di Jawa,Candi Dieng memiliki corak agama Siwa. Dari sebuah Prasasti yang ditemukan didalam kompleks, terdapat angka tahun 713 saka atau sama dengan 809 masehi, sehingga kemungkinan besar Candi-Candi Dieng berasal dari abad VIII-IX. Namun terdapat kemungkinan lain  bahwa Candi-candi tersebut ada yang lebih tua yaitu dari sekitar pertengahan abad VIII.
Candi-candi di Dieng memiliki nama-nama tokoh pewayangan seperti Candi Arjuna, candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa,Candi Sembadra, Candi Bima, Candi Dwarawati,Candi  Gatotkaca. Tapi nama-nama tersebut jelaslah bukan saduran Tokoh Mahabharata, hal tersebut terlihat dari nama salah satu Candi yang adalah tokoh Punakawan yaitu Candi Semar.
Kompleks Candi Dieng diperkirakan merupakan bangunan Candi Siwa Tertua dari Masa Klasik Tua.

Deskripsi dan Kronologi Candi Dieng


Mengenai Candi Dieng pernah disinggung dalam buku Inleiding tot de Hindoe-Javaansche Kunst (1923) yang ditulis oleh N.J.Krom. Dalam buku tersebut N.J Krom mengulas seputar kronologi candi-candi Jawa Tengah berdasarkan ragam hias Kala-makaranya.
Penulis lokal yang pertama membahas mengenai Dieng adalahSoetjipto Wirjosuparto. Dalam bukunya yang berjudul Sedjarah Bangunan Kuna Dieng (1957). Menurut Beliau, Kompleks Dieng ini pertama kali dikunjungi tahun 1814 oleh H.C.Cornelius, dan menurut laporannya, dataran Dieng masih berupa danau dan di antara candi-candinya ada yang terendam air.  Baru tahun 1856 J.van Kinsbergenmembuat gambar candi-candi Dieng ini, air dialirkan sehingga dataran menjadi kering.
Dilihat sepintas, Candi Dieng mirip dengan bangunan kuil-kuil di India. Namun jika dilihat lebih detail maka akan terlihat jelas perbedaannya.

Ciri-ciri umum candi-candi di Dieng, berdenah bujur sangkar, mempunyai tiga bagian candi, yaitu kaki-tubuh-atap. Perkecualian terdapat pada candi Semar, karena berdenah empat persegi panjang, dan atap tidak menjulang seperti candi-candi lainnya, melainkan berbentuk padma (sisi genta).  Demikian pula di antara candi-candi tersebut, candi Bima mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan ketujuh candi lainnya, untuk lebih jelasnya akan di deskripsikan tiga buah candi yaitu candi Arjuna,  candi Semar dan candi Bima.

Candi Arjuna dimasukkan ke dalam seni bangunan Dieng Baru, berdenah bujur sangkar berukuran 6 meter x 6 meter, dengan pintu menghadap ke barat. Candi didirikan di atas fondasi berupa tanah lembut semacam pasir keputihan.  Fondasi disini maksudnya pemadatan tanah di bawah candi, untuk memperkuat tanah sebelum didirikan candi.Seperti lazimnya candi-candi Klasik Tua, kaki candi dihias dengan perbingkaian, demikian pula bagian bawah tubuh candi.  Namun candi Arjuna dan candi-candi Dieng lainnya tidak memiliki bingkai bulat (kumuda), hanya bingkai rata dan bingkai padma (sisi genta).
Dinding tubuh candi Arjuna dihias oleh 3 relung pada 3 sisinya yang sekarang telah kosong tidak ada arcanya.  Bagian atas relung masing-masing relung dihias dengan ragam hias kepala kala tanpa dagu, dan dihubungkan dengan sepasang makara oleh bingkai relung.  Pintu candi di sebelah barat, dengan hiasan ragam hias kepala kala pula, dan dihubungkan oleh bingkai pintu dan pipi tangga ke sepasang makara yang di hias oleh burung kakaktua di mulutnya yang menganga.

Atap candi terdiri dari tiga lapis (bhumi), ukurannya makin ke atas makin kecil dan di akhiri oleh puncak yang mungkin berbentuk buah keben (ratna).  Kemungkinan ini di ajukan setelah melihat hiasan pada sudut2 lapisan atap berbentuk replika candi.  Kepastian bentuk tidak dapat diajukan, karena atap telah rusak.  Puncak candi bukan stupika (dagoba), karena candi Arjuna dan candi Dieng secara keseluruhan bersifat agama Siwa, dan bukan bersifat agama Buddha. Bentuk atap candi Arjuna mirip dengan atap candi gaya India Selatan (gaya Dravida).

Pada tahun 1924 seorang arkeolog Belanda pernah meneliti candi Arjuna, dan menurut pendapatnya, ukuran dan bagian-bagian candi Arjuna jelas mengikuti aturan Vastusastra.  Namun bagaimana gaya candi-candi Dieng lainnya belum ada laporan, kecuali candi Bima yang beratap gaya India Utara (gaya Arya).

Ragam hias sangat sederhana, atap candi dipenuhi dengan ragam hias antefiks (simbar), dan hiasan Kala-makara pada pintu candi dan ketiga relung pada badan candi.  Bingkai pintu ini pada bagian bawah dihubungkan dengan pipi tangga yang melengkung pada kiri kanan tangga masuk.

Ruangan tengah (garbhagrha) telah kosong, dahulunya mungkin diisi arca Siwa yang mungkin sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta.  Yoni lapik arcanya sekarang masih ada di dalam ruangan.

Candi Semar. Di hadapan candi Arjuna berdiri sebuah candi yang berdenah empat persegi panjang berukuran 7x3.50 meter, dengan pintu menghadap ke timur. Seperti candi-candi lainnya, candi Semar memiliki kaki-tubuh dan atap.  Alas kaki candi dan alas tubuh candi dihias dengan perbingkaian berupa bingkai padma (sisi genta) dan bingkai rata. Pintu dihias dengan kala-makara, tubuh candi diberi bidang penghias yang kosong.  Atap candi bentuknya sangat unik, karena tidak berlapis seperti halnya candi Arjuna dan candi-candi lainnya, namun hanya satu lapis melengkung ke atas, bentuknya seperti padma yang besar. Puncak atap berbentu apa, sudah tidak diketahui karena telah hilang.

Candi Semar ini berfungsi sebagai candi Perwara, atau candi pengiring.  Apa yang diletakkan di ruangan candi tidak jelas.  Apabila kita bandingkan dengan kompleks kuil di India, bangunan yang berhadapan dengan bangunan utama, biasanya dipakai untuk menempatkan arca Nandi, vahana (kendaraan) Siwa.

Candi Perwara semacam candi Semar, selain di Dieng juga ditemukan pada candi-candi kuna tua masa Klasik tua,  misalnya pada candi Gedongsanga.

BETERNAK AYAM KALKUN

ternak kalkun


Kalkun atau ayam kalkun adalah sebutan untuk dua spesies burung berukuran besar dari ordo Galliformes genus Meleagris. Kalkun betina lebih kecil dan warna bulu kurang berwarna-warni dibandingkan kalkun jantan. Sewaktu berada di alam bebas, kalkun mudah dikenali dari rentang sayapnya yang mencapai 1,5-1,8 meter.
Spesies kalkun asal Amerika Utara disebut M. gallopavo sedangkan kalkun asal Amerika Tengah disebut M. ocellata.
Kalkun hasil domestikasi yang diternakkan untuk diambil dagingnya berasal dari spesies M. gallopavo yang juga dikenal sebagai kalkun liar (Wild Turkey). Sedangkan spesies M. ocellata kemungkinan adalah hasil domestikasi suku Maya. Ada orang yang berpendapat kalkun yang diternakkan untuk diambil dagingnya berasal dari kalkun suku Maya. Alasannya kalkun suku Maya lebih penurut dari kalkun liar asal Amerika Utara, tapi teori ini tidak didukung bukti morfologis. Kalkun hasil domestikasi mempunyai pial (bagian bergelambir di bawah paruh) sebagai bukti bahwa kalkun negeri berasal dari kalkun liar M. gallopavo. Kalkun M. ocellata yang dipelihara orang Maya tidak memiliki pial.
Kalkun liar merupakan hewan buruan di Amerika Utara, tapi tidak seperti kalkun negeri, kalkun liar gesit

Kalkun dalam berbagai bahasa
Ketika kalkun pertama kali ditemukan di Amerika, orang Eropa salah mengenalinya sebagai burung asal Afrika Numida meleagris yang juga dikenal sebagai “ayam turki” karena diimpor dari Eropa Tengah melalui Turki. Dalam bahasa Inggris, kalkun tetap disebut sebagai “Turkey” hingga sekarang. Kalkun termasuk genus Meleagris yang dalam bahasa Yunani berarti “unggas asal Guinea”.
Nama-nama dalam berbagai bahasa dunia untuk kalkun hasil domestikasi juga mencerminkan nama negeri asal kalkun yang “eksotik” menurut orang zaman dulu. Sekaligus terlihat kebingungan orang zaman dulu tentang negara asal kalkun. Pada waktu, orang percaya lokasi benua Amerika yang baru saja ditemukan terletak di Asia Timur. Selain itu, orang zaman dulu suka menamakan binatang dengan nama-nama tempat yang jauh dan eksotis supaya bisa dijual mahal.
Kalkun merupakan ejaan bahasa Indonesia untuk bahasa Belanda “kalkoen” yang diambil dari nama kota Kalikut di India. Sedangkan Ayam Belanda merupakan sebutan bahasa Melayu untuk kalkun. Dalam bahasa Denmark dan Norwegia, kalkun juga disebut sebagai kalkun, atau kalkon (bahasa Swedia), Kalkuun (bahasa Jerman hilir), kalkkuna (bahasa Finlandia), dan kalakuna dalam bahasa Papiamento.
  • Dalam bahasa Nahuatl, kalkun liar disebut guajolote (ejaan lama: xuehxolotl).
  • Dalam bahasa Spanyol disebut Pavo.
  • Dalam bahasa Turki disebut hindi yang artinya “asal India.” Orang Perancis juga menyebutnya d’inde (kependekan dari bahasa Perancis poulet d’inde yang berarti “ayam dari India”).
  • Dalam bahasa Katalan disebut gall dindi (ayam India).
  • Dalam Bahasa Ibrani disebut tarnegol hodu (?????? ????), yang secara harafiah berarti “ayam India”. Secara kebetulan, hodu (India) merupakan homonim yang juga berarti “terima kasih” (bahasa Inggris: “thanks”). Sehingga sering ada salah pengertian, “tarnegol hodu” dikira berarti “ayam untuk Thanksgiving“.
  • Dalam bahasa Rusia disebut indiuk (?????), indyk dalam bahasa Polandia, atau indik (??????) dalam bahasa Yiddish yang semuanya berarti India.
  • Dalam bahasa Malta disebut dundjan (dibaca dondyan) yang walaupun samar-samar berarti India.
  • Dalam bahasa Arab disebut deek roumi (??? ????) yang berarti ayam jantan Romawi atau burung Ethiopia.
  • Dalam bahasa Portugis disebut peru, sama seperti nama negara Peru.
  • Dalam bahasa Yunani disebut gallopoula yang berarti “burung Perancis”.
  • Dalam bahasa Bulgaria disebut ????? (puijka) atau ??????? (misirka) yang berarti negara Mesir.
  • Dalam bahasa Gaelik Skotlandia disebut cearc frangach yang berarti “Ayam Perancis”.
  • Dalam bahasa Italia disebut tacchino.
  • Dalam bahasa Jepang disebut ??? (shichimench? ,ayam tujuh wajah?) atau ??? chilmyeonjo dalam bahasa Korea. Bagian kepala kalkun jantan yang tidak berbulu bisa berubah-ubah warna, sehingga orang menganggap wajah kalkun bisa berubah tergantung pada suasana hati.
  • Dalam bahasa Tionghoa disebut (??) huoji karena kepalanya yang merah seperti warna api.
Reproduksi aseksual
Kalkun diketahui mempunyai kemampuan unik dalam melakukan reproduksi aseksual. Walaupun tidak ada kalkun pejantan, kalkun betina bisa menghasilkan telur yang fertil. Anak kalkun yang dihasilkan sering sakit-sakitan dan hampir selalu jantan. Perilaku ini bisa mengganggu proses inkubasi telur di peternakan kalkun.

Fosil kalkun
Sebagian besar jenis-jenis kalkun sekarang sudah tinggal fosil saja. Subfamilia Meleagridinae diketahui berasal dari zaman Miosen awal dan mempunyai genus Rhegminornis (zaman Miosen awal) dan Proagriocharis (zaman Miosen akhir/Pliosen awal). Fosil kalkun yang genusnya tidak diketahui tapi mirip dengan Meleagris diketahui berasal dari zaman Miosen akhir.
Daftar kalkun yang hanya diketahui dari fosil saja:
  • Meleagris sp. (zaman Pliosen awal)
  • Meleagris leopoldi (zaman Pliosen akhir)
  • Meleagris progenes (zaman Pliosen akhir)
  • Meleagris sp. (zaman Pliosen akhir)
  • Meleagris anza (zaman Pleistosen awal)
  • Meleagris californica (zaman Pleistosen akhir)
  • Meleagris crassipes (zaman Pleistosen akhir)
Hewan ternak yang termasuk unggas seperti ayam, angsa dan bebek ini saat ini sudah mulai banyak diternakkan dalam peternakan besar yang terintegrasi
Jenis ayam ini mudah dikembangbiakkan dan merupakan salah satu komoditi yang saat ini belum digarap secara masal karena asumsi masyarakat daging kalkun ini tidak enak, melihat potensi pasar jenis ayam ini sudah selayaknya budidaya jenis ayam ini mendapatkan perhatian serius karena dimungkinkan semakin menipisnya pasokan daging untuk ayam kampung, daging ayam kalkun bisa menjadi pilihan yang baik untuk disajikan di menu-menu masakan daging ayam.

Daging ayam kalkun ini bisa anda masak seperti jenis daging yang lain misalnya ayam bakar kalkun, rendang kalkun, kari kalkun, ayam goreng kalkun soto kalkun bahkan mie ayam kalkun, walaupun untuk saat ini harga ayam ini masih tinggi karena jenis ayam ini hanya sebatas sebagai ayam hias pada tahun-tahun kedepan ayam ini bisa menjadi jenis ayam konsumsi yang akan menjadi target perburuan para penggemar masakan daging ayam. Anda tertarik untuk memelihara ayam kalkun?

Jumat, 26 Oktober 2012

MANFAAT BLIMBING WULUH


Berikut ini adalah beberapa khasiat dari buah dan daun belimbing wuluh untuk tanaman obat:
  1. Sakit Gondongan
    Ambil setengah genggam daun belimbing wuluh dan tumbuk bersama dengan 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian yang gondongan.
  2. Obat Batuk
    Di sini ada dua cara. Yang pertama, rebus daun, bunga, dan buah belimbing wuluh dalam jumlah yang sama dalam air yang mendidih selama setengah jam. Minum airnya. Sedang untuk cara kedua, ambil segenggam daun belimbing wuluh, segenggam bunganya, serta dua buah belimbing wuluh. Rebus dengan 2 gelas air bersama gula batu hingga airnya sisa setengah. Saring dan minum 2 kali sehari.
  3. Diabetes
    6 buah belimbing wuluh dilumatkan lalu direbus dengan segelas air hingga sisa separuhnya. Saring dan minum dua kali sehari.
  4. Rematik
    Cuci segenggam daun belimbing wuluh. Tumbuk sampai halus dan tambahkan kapur sirih lalu gosokkan ke bagian yang sakit.
  5. Sariawan
    Rebus 10 kuntum bunga belimbing wuluh, asam jawa, dan gula aren dengan 3 gelas air hingga airnya tersisa 3/4 bagian. Saring lalu minum dua kali sehari.
  6. Sakit Gigi
    Cuci 5  buah belimbing wuluh lalu kunyah dengan garam. Ulangi beberapa kali sampai hilang rasa sakitnya.
Sekedar tambahan, bagi penderita sakit maag sebaiknya TIDAK mengkonsumsi belimbing wuluh.

MANFAAT TANAMAN BLIMBING MANIS


Khasiat Tanaman Belimbing Manis (Averhoa Carambola L.)

Belimbing merupakan buah yang bisa dengan mudah didapat, harganya juga terjangkau. Sehingga belimbing bisa dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Belimbing Manis merupakan tumbuhan asli Indonesia dan Malaysia.

Ciri buah Belimbing Manis berwarna kuning kehijauan ketika masih muda dan berwarna kuning kemerahan kalau sudah tua, berbiji kecil berwarna coklat, rasanya manis dengan sedikit asam dan banyak mengandung air.

Belimbing Manis memiliki banyak manfaat sebagai obat tradisional atau obat alternatif. Kandungan vitamin C yang tinggi dalam buah Belimbing Manis bermanfaat sebagai antioksidanyang berfungsi untuk memerangi radikal bebas dan mencegah penyebaran sel-sel kanker, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mencegah sariawan.
Pektin yang terdapat dalam buah Belimbing Manis mampu mengikat kolesterol dan asam empedu dalam usus, kemudian membantu pengeluarannya sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan melancarkan pencernaan. Sedangkan kandungan Kalium yang tinggi dan Natrium yang rendah sangat memungkinkan Belimbing Manis dijadikan sebagai obat anti hipertensi.
Selain buahnya yang memiliki banyak khasiat, pada bunga, daun, dan akarnya diyakini memiliki khasiat untuk obat anti malaria, maag, bisul, rematik dan lain-lain. Akar belimbing manis juga berkhasiat untuk menyembuhkan sakit kepala dan nyeri persendian. Sedangkan daunnya dapat digunakan untuk mengatasi radang lambung, radang kulit bernanah, dan bisul.
Pada penderita penyakit ginjal,dan penderita diabetes mengkonsumsi buah ini akan memperparah penyakitnya karena buah ini mempunyai kandungan Asam Oxalat  dan kadar gula yang tinggi. Juga Selain itu, Belimbing Manis mengandung racun yang mempengaruhi otak dan syaraf dimana pada penderita penyakit ginjal, racun tersebut tidak dapat disaring dan dibuang sehingga akan memperparah keadaan ginjalnya.
Berikut beberapa resep  untuk menyembuhkan penyakit dengan bahan tanaman belimbing :
1. Hipertensi
Caranya:
a. Beberapa buah belimbing muda diparut lalu diminum air perasannya. Lakukan 2x sehari.
b. Segenggam daun belimbing manis dicuci bersih, ditumbuk, diperas, dan diambil airnya sebanyak 1 sdm. Campurkan perasan tersebut dengan 1 sdm air jeruk nipis dan ½ sdm madu. Lakukan 2x sehari.
2. Bisul
Caranya:
Beberapa helai daun belimbing segar dicuci bersih lalu ditumbuk sambil diberi air cucian beras. Tempelkan ramuan tersebut kebisul dan balut.
3. Rematik
Caranya:
Tumbuk akar pohon belimbing dengan sedikit kencur. Campurkan tepung beras secukupnya dan sedikit air ke ramuan tersebut. Tempelkan ke bagian tubuh yang sakit.
4. Melancarkan Air Seni
Caranya:
Segenggam daun belimbing manis dicuci bersih kemudian rebus dengan 2 gelas air sampai tinggal setengah. Saring air rebusan, beri sedikit madu. Minum 2x sehari.
5. Malaria
Caranya:
Segenggam bunnga belimbing kering diseduh dengan segelas air mendidih. Saring dan minum 2x sehari.
6. Sakit Maag
Caranya:
10 helai daun belimbing, seujung jari kunyit, seujung jari temu kunci direbus dengan ½ gelas air mendidih.  Setelah dingin minum 1x sehari.
7. Batuk Pada Anak-Anak
Caranya :
2 buah belimbing yang sudah masak dimakan 2x sehari. (bisa juga untuk menyembuhkan radang tenggorokan, Demam dan Kolesterol, caranya sama dengan untuk menyembuhkan batuk).



(sumber buku “Aneka Resep Obat Kuno Yang Mujarab “, MB Rahimsyah-Atik Sri Hartati )

Rabu, 24 Oktober 2012

MANFAAT KANGKUNG

Kangkung berasal dari India, lalu menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, China Selatan, Australia, dan Afrika. Di China, kangkung dikenal dengan nama weng cai. Di Eropa, kangkung disebut swamp cabbage, water convovulus, atau water spinach. Sementara di Indonesia, kangkung bisa ditemukan di hampir seluruh daerah. 
 
Kangkung bernama latin Ipomoea reptans. Kangkung masuk ke dalam suku Convolvulaceae atau keluarga kangkung-kangkungan. Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat dan memberikan hasil dalam waktu 4 hingga 6 minggu. Dalam satu musim saja, kangkung bisa tumbuh dengan panjang 30 hingga 50 cm.
Kangkung merambat di lumpur dan tempat-tempat yang basah, seperti di tepi kali, rawa-rawa, atau terapung di atas air. Umumnya kangkung ditemukan di dataran rendah hingga 1.000 meter di atas permukaan laut. Kangkung terdiri atas dua jenis, yaitu kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat berbunga putih bersih. Perbedaan lainnya pada bentuk daun dan batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar daripada kangkung darat. Warna batangnya juga berbeda.
Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan. Lainnya, kebiasaan berbiji. Kangkung darat lebih banyak bijinya daripada kangkung air, itu sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan stek pucuk batang.
Kangkung dapat dibuat menjadi aneka hidangan, seperti tumis kangkung, cah kangkung, atau lalap. Selain itu, kangkung juga berkhasiat sebagai anti racun dan bisa mengobati berbagai gangguan kesehatan.

Herminia de Guzman Ladion, pakar kesehatan dari Filipina, memasukkan kangkung ke dalam kelompok tanaman penyembuh ajaib. Kangkung dianggap sebagai pengusir racun dari tubuh. Di negara itu, tanaman ini dipakai untuk menyembuhkan sembelit dan obat bagi mereka yang sedang melakukan diet. Akar kangkung juga berguna untuk mengobati penyakit wasir. Kangkung ternyata juga memiliki manfaat sangat tinggi. Itu karena mengandung vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol.
Akar kangkung juga berguna untuk mengobati penyakit wasir. Kangkung ternyata juga memiliki manfaat sangat tinggi. Itu karena mengandung vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol

JERUK OBAT DIABETES

Kabar baik bagi anda penderita diabetes. Penelitian menunjukkan makan jeruk Bali bisa membantu pengobatan diabetes.

 
Para peneliti mengatakan, naringenin, antioksidan yang memberi rasa pahit pada jeruk Bali, bisa melakukan tugas yang sama seperti dua obat-obatan terpisah yang saat ini digunakan untuk mengendalikan diabetes tipe 2.

Diabetes muncul saat tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin yang cukup untuk mengatur tingkat gula darah dengan tepat. Naringenin membantu meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin. Juga, membantu mempertahankan berat badan ideal, yang merupakan bagian penting dalam pengobatan diabetes. 
Setelah makan, darah mengalir dengan gula, menyebabkan hati menciptakan asam lemak, atau lipid, untuk penyimpanan jangka panjang. Berat badan naik pada penderita diabetes menimbulkan risiko gangguan kesehatan dan mengurangi efektivitas insulin.
Para peneliti menemukan bahwa naringenin membuat hati membakar lemak daripada menyimpannya. Mereka mengatakan naringenin memiliki efek pura-pura dari fenofibrate dan rosiglitazone, dua obat-obatan penurun lipid yang digunakan untuk mengendalikan diabetes tipe 2.
"Hati menunjukkan reaksi seperti bila orang berpuasa, menurunkan asam lemak daripada karbohidrat," kata dokter Martin Yarmush Remarka, salah seorang peneliti, seperti diberitakan Daily Mail.
Yaakov Nahmias, penulis penelitian dari Universitas Hebrew, Yerusalem, Israel, memuji naringenin sebagai pengobatan "luar biasa" bagi penderita diabetes.
"Unsur kimia seperti naringenin sudah lama dicari oleh industri farmasi, tetapi pengembangannya terganggu oleh masalah keamanan. Ini langkah maju tetapi bukan berarti makan jeruk Bali dalam jumlah besar itu akan menjadi obat mujarab, itu tidak akan," kata Nahmias dalam jurnal PLoS One.
Begitu juga dengan jJeruk sitrus yang selama ini selalu dibuat minuman segar, memang diketahui memiliki khasiat untuk menurunkan berat badan. Tidak hanya itu, khasiat jeruk sitrus ternyata bisa mencegah penyakit diabetes.

Menurut penelitian terbaru, jeruk sitrus memiliki kandungan flavonoid tinggi yang disebut naringenin. Zat tersebut mempunyai pengaruh sangat baik pada fungsi organ-organ tubuh.

Naringenin bisa mencegah terjadinya timbunan lemak di organ hati. Dengan naringenin, lemak yang didapatkan melalui makanan akan terbakar dan mengurangi kadar lemak darah (triglyceride) serta kolesterol jahat. Serta, proses metabolisme dalam tubuh pun terjadi lebih cepat dan alami.

Naringenin merupakan zat yang bisa menurunkan berat badan secara efektif dan bisa didapatkan dengan cara alami. Yaitu dengan mengonsumsi perasan jeruk sitrus setiap hari secara teratur.  

Untuk penderita diabetes tipe 2, naringenin ini memiliki manfaat yang cukup besar yaitu menstabilkan kadar glukosa dalam tubuh. Zat tersebut seperti antioksidan yang fungsinya mirip hormon insulin. Metabolisme dalam tubuh pun menjadi lebih lancar dengan adanya naringenin serta mengurangi resistensi insulin dalam tubuh.

Selain dalam jeruk sitrus, kandungan naringenin yang tinggi juga bisa didapatkan dari grapefruit. Selain baik untuk penderita diabetes, jeruk sitrus juga baik untuk penderita penyakit kardiovaskular.
Tetapi, karena rasanya sama, bagi Anda yang juga menderita maag sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
Kepercayaan Mesir kuno menempatkan jeruk sebagai salah satu makanan yang dapat melindungi tubuh dari berbagai macam racun dan penyakit. Itulah yang kemudian menjadi dasar temuan para ilmuwan dewasa ini bahwa jeruk berperan mengobati diabetes. 

Seperti diberitakan dari laman Daily Mail, para ilmuwan mempelajari kandungan naringenin, semacam antioksidan yang memberi rasa pahit pada jeruk. Unsur ini dikembangkan untuk mengelola diabetes tipe 2.

Diabetes terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup hormon insulin untuk mengatur kadar gula darah. Dan, studi menunjukkan bahwa naringenin membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin dan membantu penderita mempertahankan berat badan yang sehat. Ini merupakan bagian penting dari perawatan diabetes.

Para ilmuwan menemukan bahwa naringenin dapat mendorong pembakaran lemak tubuh yang tertimbuh di organ hati. Efek zat ini mirip dengan kerja fenofibrate dan rosiglitazone, dua obat penurun lipid yang digunakan untuk membantu mengendalikan diabetes tipe 2.

Yaakov Nahmias, salah satu ilmuwan dari Universitas Ibrani Yerusalem, memuji naringenin sebagai obat luar biasa untuk penderita diabetes. Dalam jurnal ilmiah PLoS One, ia menuliskan, "Kimia seperti naringenin sudah lama dicari oleh industri farmasi. [suaramedia]