Senin, 22 Oktober 2012

MEMANCING IKAN SIDAT


Sidat sering disebut ‘MOA’ atau belut bertelinga. Ikan ini sangat mirip dengan belut, tetapi dia mempunyai telinga dan mempunyai senjata ampuh dengan lendir disekujur tubuhnya yang begitu licin yang akan begitu menyusahkan bila akan ditangkap walaupun itu sudah terkena kail. Tangkap ikan itu menggunakan kain, maka dia akan tertangkap dengan mudahnya. Itupun masih dapat ditoleransi bila ukurannya tergolong kecil antara 1-2 kg.
Ikan ini mempunyai daging yang cukup enak, ikan ini mempunyai kemiripan dengan belut, tidak mempunyai duri sehingga akan memudahkan ketika dikonsumsi. Ikan ini banyak terdapat di sungai-sungai atau muara yang mengarah ke laut selatan. Beberapa nama lain dari moa :
  • Lumbon adalah ikan sidat yang berukuran kecil.
  • Sidat adalah ikan sidat yang berukuran sedang atau besar.
  • Pelus adalah ikan sidat yang berukuran super besar 20 kg lebih.
Perkembang biakan sidat
Perkembang biakan sidat tergolong unik, karena walaupun termasuk jenis ikan air tawar tapi perkembang biakannya di laut lepas. Pelus atau sidat dewasa yang ada di sungai-sungai, danau, ataupun rawa setelah siap bertelur akan menuju ke laut untuk bertelur. Telur yang menetas di laut atau yang biasa di sebut impun akan menuju ke muara kemudian setelah agak besar kira-kira sebesar pensil akan naik ke sungai. Karena cara perkembang biakan yang seperti itulah sehingga pelus atau sidat sangat sulit untuk dibudidayakan. Di indonesia sendiri budidaya pelus atau sidat hanya sebatas pembesaran dengan menangkap impun yang ada di muara.
Mancing Sidat
Untuk penggemar mancing di laut maka mascotnya adalah marlin, sedangkan untuk para pemancing air tawar di wilayah jogja dan sekitarnya sidatlah yang menjadi mascotnya. Ikan ini termasuk ikan predator, mencari makan di malam hari, bisa juga siang hari dengan catatan air sedang keruh. Oleh karena itu para pemburu sidat sengaja mencari mereka pada malam hari, dengan peralatan yang berbeda jika memancing di siang hari. Stick, senar, bandul dan mata kail yang cukup besar, jas hujan, sepatu boot, senter, pospor atau klinting, kotak tempat ikan atau karung gandum.
Peralatan memancing pelus tidak perlu dengan harga yang mahal, tetapi harus kuat. Karena ikan ini bertenaga yang besar. Memancing sidat, pelus atau moa dilakukan pada sore hingga malam hari, karena pelus adalah jenis ikan yang aktif di malam hari. Sehingga peralatan tambahan sepeti senter dan sepatu boat mutlak diperlukan untuk menghindari ular dan sejenisnya.
Waktu memancing pelus yang baik adalah pada sore menjelang malam dan dini hari, karena pada waktu itu lah jam makan ikan tersebut. suhu udara juga harus diperhatikan, karena pada suhu yang dingin biasanya pelus tidak mau makan. Umpan mengunakan umpan alami. karna ikan pelus termasuk pemakan daging maka digunakan umpan seperti cacing, kodok, jangkrik, piting tawar (yu yu), belut, udang, ikan kecil, dsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar