Minggu, 11 November 2012
RAWA PENING THE LEGEND
Alkisah, jaman dulu kala ada seekor ular raksasa bernama baru klinthing...dia sebenarnya anak pertapa yg sakti, tapi sang pertapa merasa malu mengakui dia sebagai anaknya. akhirnya dia dibuang...beberapa tahun kemudian dia sudah tumbuh menjadi ular raksasa dan kembali ke pertapaan sang ayah utk ngabekti. Konon sang pertapa (ayah) tetap tdk mau mengakui kecuali dia bisa membuktikan bahwa badan dia bisa mengelilingi gunung Telomoyo dan Gajahmungkur sekaligus.
Karena saking inginnya diakui sbg anak, sang baruklinting mengelilingi kedua gunung tsb dg badannya yg sangat panjang...dan hampir saja kepalanya menyentuh ekornya..tetapi tdk sampai...krn dia benar2 ingin membuktikan bhw dia benar2 anak pertapa sakti tsb, maka lidahnya dijulurkan agar nyambung ke ekor...
Melihat hal ini sang pertapa marah dan lidah sang baru klinthing dipotong...ajaib, lidahnya menjelma menjadi sebuah keris yg amat sakti...kelak diberi nama kyai sangkelat, yg konon dikemudian hari menjadi senjatanya Djoko Tingkir sebelum merebut tahta Demak. Setelah terpotong lidahnya sang Baru klinthing memutuskan utk bertapa dg posisi mengelilingi kedua gunung tsb.
Ratusan tahun kemudian, ketika sekumpulan penduduk disekitar telomoyo (sebut saja TEGARON kampungnya mbak Toto hehehe) mau makan sirih dan memotong gambir diatas galengan(pematang sawah..red)...tiba2 cresss...keluar darah segar! ternyata darahnya sang Baru Klinthing yg sdh ratusan tahun bertapa. Kemudian oleh penduduk rame2 di gali, dan diambil dagingnya utk pesta pora selama beberapa bulan (bisa dibayangkan sebanyak apa daging ular baru klinthing tsb.
Nyawa sang baru klinthing menjelma menjd seorang anak kecil yg buruk rupa. pada saat minta2 makanan dikampung yg sedang pesta pora tsb, sang anak selalu diusir..sampai akhirnya dia diberi makanan oleh seorang perempuan tua. krn baiknya sang perempuan ini, sang anak memberi nasehat, ..nek, nanti kalau ada banjir, naiklah lesung dan bawa centong ya..sang anak berlalu, kemudian dia pergi ketempat keramaian di alun2 kampung Tegaron..:-)
Ditengah keramaian orang kampung Tegaron, sang anak menancapkan lidi (sodo) dan berteriak kpd segenap orang yg hadir...siapa yg sanggup mencabut lidi tersebut! kontan orang2 dikeramaian tsb meremehkan sang anak kecil..apa susahnya mencabut lidi tsb?...Akhirnya datanglah seorang dewasa sambil memejamkan matanya dan mincibirkan bibirnya serta menggunakan tangan kirinya utk memcabut lidi(sodo) tsb...hup! ternyata dia tdk mampu mencabutnya...dia mencoba berulang2, bahkan sekarang dg kedua tangannya, juga tetap gagal.
Banyak penonton penasaran...merekapun juga mencoba mencabutnya, ternyata tdk ada satupun yg bisa mencabut lidi(sodo) tsb...akhirnya semua penduduk rame2 gotongroyong utk mencabutnya...gagal juga...setelah semua gagal, si anak kecil yg tdk lain adl jelmaan dr sang Baru Klinthing mencabut lidi tsb...demikian kerasnya cabutan sang anak...akhirnya lidi(sodo) tsb sampai terpental jauh beserta tanah2 bekas cerabutan...jadilah lidi(sodo) beserta tanah serabutan menjadi gunung KENDALI SODO (lidi)...dan dr lubang bekas cabutan lidi mengucurlah air yg deras...kelak disebut MUNCUL....dan air yg meluber menenggelamkan semua desa dilereng gunung telomoyo dan gajah mungkur...jadilah genangan tersebut sebuah RAWA yg airnya jernih (bening)...disebutlah RAWA BENING(PENING)...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar